Abstraction
Since published about 15th years ago Client/ Server concepts has  grown out from its origin concept. As we know when it published client/  server consists of two main components which are minicomputer as a  client and mainframe as a server that can serve the process requested  from client and stored the data on its database. That’s why we called it  2-tier client/ server. When internet and networking grown up there are  some critical mission that can not be solved with 2-tier client/ server  approached. So, we need a new giant method for solving this problem.  3-tier client/ server then introduced as the next generation of client/  server system in the internet era.
  15 tahun sejak diperkenalkan client/ server  telah menjadi pilihan  dalam arsitektur aplikasi. Client/ server diaplikasikan  pada aplikasi  mainframe yang sangat besar untuk membagi beban proses loading antara  client dan server. Sebagai dampaknya client/ server telah mengubah cara/  pola pikir kita dalam men-desain dan membangun aplikasi.  Dan ini  sangat membantu end-user dalam peng-harapan tentang “the look and feel”  dari multiuser software. Dalam perkembangannya, client/ server  dikembangkan oleh dominasi perusahaan-perusahaan software besar yaitu  Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun,  dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar pada era pertama  imunculkannya konsep  client/ server. Saat ini perusahaan-perusahaan ini  telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar.
Saat ini telah terjadi perubahan besar dari konsep client/ server itu  sendiri. Awalnya pengertian client/ server yaitu sebuah sistem yang  saling berhubungan dalam sebuah jaringan yang memiliki dua komponen  utama yang satu berfungsi sebagai client dan satunya lagi sebagai server  atau biasa disebut 2-Tier. Dengan adanya internet dan jaringan maka  konsep 2-tier ini mulai bergeser dan berkembang menjadi 3-tier.
Apa yang dimaksud dengan Tier?
Awal 1980-an, vendor-vendor minicomputer  memperkenalkan pola 3-tier  (sebagai arsitektur 3-tier) untuk menjelaskan pembagian secara fisik  dari sebuah aplikasi yang melalui terminal (tier ke-1), minicomputer   (tier ke-2), dan mainframe (tier ke-3). Ini memberikan kesempatan pada  vendor-vendor ini untuk menjual komputer level menengah (mid-range)  mereka sebagai front-end untuk mainframe.
 Hari ini, kita menggunakan istilah tier untuk menjelaskan pembagian  sebuah aplikasi yang melalui client dan server. Pembagian proses kerja  adalah bagian uatama dari konsep client/ server saat ini. Jadi saat ini  pembagian kerja pada client dan server telah diatur secara lebih  spesifik.
 - 2-tier. Membagi proses load kedalam dua bagian. Aplikasi utama  secara logika dijalankan/ berjalan pada sisi client yang biasanya  mengirimkan request dalam bentuk sintaks SQL ke sebuah database server  yang berfungsi sebagai media penyimpanan data. Kita bisa juga  menyebutnya dengan arsitektur  fat client karena bagian terbesar atau  yang utama dari aplikasi berjalan pada sisi client/ komputer client.
- 3-tier. Membagi proses loading antara 1) komputer client menjalankan - graphical user interface (GUI) logic, 2) aplikasi server menjalankan business - logic, dan 3) database dan/ atau legacy application. Karena 3-tier - memindahkan application logic ke server sehingga sering juga disebut - sebagai arsitektur fat server. 
Dari semua definisi diatas, semua aplikasi client/ server haruslah  memiliki paling tidak 2-tier : user interface pada sisi client dan data  terdistribusi yang disimpan pada sisi server.
Pembagian kerja ini adalah isu utama yang menjadikan perbedaan terbesar  dalam penentuan sukses tidaknya aplikasi yang berhubungan penyelesaian  masalah mission-critical.
 Keuntungan dan keterbatasan aplikasi 2-tier 
 Pada sistem 2-tier client/ server, aplikasi logic ditempatkan pada  sisi client dengan GUI. GUI dijalankan pada client yang akan mengirimkan  SQL, file system calls, atau perintah HTTP melalui jaringan ke server.  Kemudian server akan mem-proses request dari client dan mengembalikan  hasil proses tersebut kembali ke komputer client. untuk meng-akses  datanya, komputer client harus mengetahui bagaimana data tersebut diatur  dan kemudian disimpan pada sisi server. Variasi pada pendekatan 2-tier  adalah dengan menggunakan  stored procedures untuk meng-off-load  beberapa
proses pada sisi server.  Walaupun pengiriman request SQL melalui  jaringan, stored procedures membolehkan kita untuk menjalankan sebuah  fungsi yang berjalan tanpa sebuah database.
 Kesederhanaan adalah faktor utama yang mengantarkan  2-tier client/ server menjadi populer. 2-tier sangat ideal digunakan  jika kita ingin membangun sebuah aplikasi dengan cepat dengan  menggunakan bantuan visual builder tools seperti Delphi, VB, dll.  Biasanya, hanya aplikasi yang berskala departemen/ bagian-bagian kecil  yang menggunakan konsep 2-tier ini seperti sistem pengambilan keputusan  (DSS) atau aplikasi berbasis web sederhana.
Mengapa 3-Tier Client/ Server? 
Apa yang terjadi sekarang dengan perkembangan internet dan jaringan yang  begitu pesat tidak memungkinkan lagi diselesaikan dengan metode 2-tier  client/ server sehingga perlu satu perubahan besar untuk menangani  masalah ini. Saat ini kita telah mengembangkan aplikasi client/ server  berskala luas dan E-Commerce berbasis internet. Konsekuensinya, kita  harus meninggalkan dunia tradisional 2-tier client/ server. Sekarang  kita sedang menghadapi masalah dunia yang kompleks dimana  aplikasi-aplikasi dibagi menjadi beberapa komponen-komponen dan  didistribusikan melalui multi prosesor. Yaitu dunia aplikasi 3-tier (dan  N-tier).
 Saat ini perusahaan-perusahaan besar yang sudah menggunakan client/  server mulai merasakan 2-tier client/ server sudah tidak  relevan lagi  untuk diimplementasikan di perusahaan mereka. Karena yang terjadi saat  ini dengan adanya internet maka dituntut agar aplikasi yang digunakan  diperusahaan mereka harus dapat mendukung internet dan semua  komponennya, aplikasi tersebut harus dapat melayani ribuan komputer  client dimana aplikasi ini seringkali berjalan pada banyak server dan  terdiri
dari ratusan komponen-komponen software didalamnya. Dengan adanya  internet, server dapat melayani request dari mana saja dengan PC yang  terhubung ke internet.
 Dalam era internet saat ini, transaksi dapat berasal dari konsumen  (melalui aplikasi internet), dari suplier atau distributor ( melalui  perusahaan internet – ekstranet).
 Kapan kita menggunakan 3-tier? 
 Saat ini 3-tier menjadi sangat populer dibanding 2-tier arsitektur  tapi 2-tier tidak akan bisa ditinggalkan. Masih terdapat banyak aplikasi  yang ideal menggunakan arsitektur 2-tier. Lalu bagaimana kita  mengetahui model apa yang cocok untuk aplikasi kita dan sesuai dengan  karakteristik perusahaan? Berikut ini adalah beberapa kriteria yang bisa  digunakan untuk menentukan kapan sebuah aplikasi menggunakan model  arsitektur 3-tier client/ server :
  Conclusion 
 Pada akhirnya, saat ini akan sangat mudah dan aman bagi kita untuk meng-
implementasikan arsitektur 3-tier client/ server khususnya jika kita memiliki
infrastruktur yang solid untuk itu. Dalam  era intranet dan aplikasi  internet sekarang ini, arsitektur 3-tier client/ server menjadi  arsitektur paling favorit yang digunakan. 3-tier memberikan kita  keleluasaan untuk mengembangkan aplikasi kita mulai dari sistem yang  paling kecil hingga kita engembangkannya menjadi sebuah aplikasi  berskala enterprise.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar