Jumat, 07 Januari 2011

Kriptografi

Dalam era globalisasi ini teknologi semakin meningkat, hampir seluruh wilayah ditiap-tiap kota maupun negara sudah dapat terkoneksi dengan jaringan. dengan begitu manusia tidak susah lagi berinteraksi satu dengan yang lainnya walau dalam keadaan jarak jauh. setiap hari jutaan orang mengirim dan menerima data secara bersamaan, begitu canggihnya jaringan sehingga tidak ada satupun data yang diterima maupun dikirim yang tidak bisa diakses oleh pengguna selagi komputer masih dalam terkoneksi jaringan, dalam hal seperti ini data sudah sukar untuk dirahasikan, oleh sebab itu dibutuhkan suatu ilmu yang yang mempelajari tentang merahasiakan data atau keamanan data. lalu muncul lah ilmu kriptografi.

kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan aman saat dikirimkan. dari pengirim sampai ke penerima tanpa ada gangguan dari pihak ketiga Menurut Bruce Scheiner dalam bukunya "Applied Cryptography",

kriptografi terbagi menjadi dua konsep utama yakni enkripsi dan dekripsi.
enkripsi adalah proses perubahan data/informasi yang hendak dikirim agar data tersebut tidak bisa dikenali oleh pihak lain, sedangkan
dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi merubah kembali data yang dienkripsi kebentuk semula sehingga data data dapat dikenali kembali.

berdasarkan dari jenis kuncinya algoritma kriptografi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

· Algoritma simetris
Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi adalah kunci yang sama
· Algoritma asimetris
Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi menggunakan kunci yang berbeda.

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
· Algoritma block cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dalam bentuk blok-blok besar (misal 64-bit) dimana blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama dan akan menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok yang berukuran sama.
· Algoritma stream cipher
Informasi/data yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok-blok yang lebih kecil (byte atau bit), biasanya satu karakter persatuan persatuan waktu proses, menggunakan tranformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.

Konsep kriptografi sendiri telah lama digunakan oleh manusia misalnya pada peradaban Mesir dan Romawi walau masih sangat sederhana. Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni:
· Confidelity (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan tetap rahasia dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali pihak pengirim, pihak penerima / pihak-pihak memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan dengan cara membuat suatu algoritma matematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk dibaca dan dipahami.
· Data integrity (keutuhan data) yaitu layanan yang mampu mengenali/mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan, pengubahan atau penambahan) data yang tidak sah (oleh pihak lain).
· Authentication (keotentikan) yaitu layanan yang berhubungan dengan identifikasi. Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman data maupun otentikasi keaslian data/informasi.
· Non-repudiation (anti-penyangkalan) yaitu layanan yang dapat mencegah suatu pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya (menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dirinya).

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi :

  • Plaintext (M) adalah pesan yang hendak dikirimkan (berisi data asli).
  • Ciphertext (C) adalah pesan ter-enkrip (tersandi) yang merupakan hasil enkripsi.
  • Enkripsi (fungsi E) adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.
  • Dekripsi (fungsi D) adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data awal/asli.
  • Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi.

Kriptografi itu sendiri terdiri dari dua proses utama yakni proses enkripsi dan proses dekripsi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses enkripsi mengubah plaintext menjadi ciphertext (dengan menggunakan kunci tertentu) sehingga isi informasi pada pesan tersebut sukar dimengerti.

Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi) menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plaintext) sehingga dihasilkan C (ciphertext), notasinya :

Ee(M) – C

Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian fungsi D (dekripsi) menggunakan d (kunci dekripsi) pada C (ciphertext) sehingga dihasilkan M (plaintext), notasinya :

Dd(C) = M

Sehingga dari dua hubungan diatas berlaku :

Dd(Ee(M)) = M



Tidak ada komentar: